Rabu, 22 Juli 2020

Proses Lahirnya Faham Ahlussunnah Wal Jama'ah


FAHAM ASWAJA

Ahlusunnah berasal dari kata ahlun yang berarti penganut. Sunnah berarti hadist. Al- jamaah yang berarti kemufakatan para sahabat nabi. Jadi, ahlusunnah wal jamaah pada awalnya mempunyai arti sekelompok orang islam yang mempunyai keyakinan sama dengan ahli hadist, yang hal itu telah menjadi kemufakatan para sahabat nabi. Terutama keyakinan tentang kodimnya kalamullah.

Kemudian pengertian ini dalam perkembangannya mempunyai arti para pengikut sunnah nabi Muhammad SAW, dan jamaah berarti sahabat nabi. Jadi ahlusunnah waljamaah mengandung arti para penganut sunnah (ittikad) nabi dan (ijma') para sahabat beliau. Dalam bidang akidah mengikuti imam al- asy'ari dan atau imam Al maturidi, sedangkan dalam bidang fikih mengikuti dari salah satu empat madzhab imam hanafi, imam maliki, imam sayfi'i dan imam hambali.

Aliran ini, muncul sebagai reaksi terhadap banyaknya penyimpangan dari doktrin firqoh- firqoh sebelumnya. Pengkondifikasian aliran ini setelah munculnya aliran asyariyah dan maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran ajaran muktazilah.

Tokoh utama yang juga merupakan pendiri madzhab ini adalah abu alhasan al asy'ari dan abu mansyur al maturidi. Dua tokoh sunni ini keudian dalam perkembangannya ajaran mereka menjadi doktrin penting dalam aliran sunni yakni aliran asy'ariyah dan aliran maturidiyah.

Sebagai aliran yang sezaman, keduanya termasuk adalah aliran ahlussunah. Terkait kepemimpinan para khalifah setelah nabi SAW. Sesuai urutan historis yang telah terjadi, keduanya memiliki pandangan serupa. Juga tak ada perbedaan dalam pandangan mereka terhadap para penguasa bani Umayyah dan bani abbasiyah. Dalam semua sisi masalah imamah pun mereka saling sepakat. Keduanya juga sepaham bahwa allah bisa dilihat tanpa kaif (cara), had (batas), qiyam (berdiri), wa qu'ud (duduk) dan hal hal sejenisnya.

Adapun i'tiqod dari aliran sunni berdasarkan kedua aliran tersebut adalah :

1. Iman itu adalah kepercayaan dan keyakinan hati berupa perkataan dan perbuatan, bisa beertambah dan berkurang.

2. Adapun Keimanan itu meliputi :

ü  Allah adalah esa dalam dzat, sifat dan af'alnya.

ü  Sifat allah adalah fenomena dari exitensi Allah. Sifat allah ada 41 yang terdiri dari 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, dan 1 sifat jaiz.

ü  Meyakini adanya malaikat, yang wajib diketahui ada sepuluh malaikat beserta tugasnya.

ü  Meyakini adanya para rasul yang wajib diketahui ada 25 rasul yang diantaranya 5 rasul sebagai ulul azmi.

ü  Meyakini bahwa Allah telah menurunkan beberapa shuhuf dan kitab kepada para rasulnya.

ü  Meyakini bahwa hari kiamat pasti terjadi dan tidak ada seorangpun yang mengetahuinya selain Allah.

ü  Meyakini bahwa takdir yang baik maupun yang buruk adalah dari allah SWT.

ü  Meyakini bahwa adanya nikmat dan adzab kubur, sirat, mizan, haudh, syafaat, ba'ats, hisab, adalah benar adanya.

3. Al-quran adalah kalam allah yang qodim dan bukan makhluk, dalam sedgala aspeknya.Barangsiapa menyatakan bahwa alquran itu adalah makhluk, maka ia orang yang kafir kepada Allah yang maha agung, dengan kekafirannya yang mengeluarkan dari millah. Barangsiapa yang ragu terhadap kalam allah (alquran), bimbang mengenainya dan mengatakan , "saya tidak tahu apakah makhluk atau bukan makhluk", maka iya orang yang berfaham jahmiyah. Orang yang bimbang mengenai al-Qur'an dikarenakan kebodohan, maka harus di ajari dan di bid'ahkan, tetapi tidak di kafirkan. Barang siapa yang mengatakan"bacaan alQur'anku adalah makhlukku" atau al-Qur'an dengan bacaanku adalah makhlukku maka ia adalah orang yang berpaham jahmiyah. Barang siapa yang faham tetapi meragukan kekafirannya, maka ia kafir.

4. Dikalangan ummat ini, sebaik-baik orang setelah nabi adalah abu bakar as-syiddiq, kemudian umar bin khottob, lalu utsman bin affan, lalu ali bin abi tholib.

5. Ada 10 sahabat yang di sebut dan dinyatakan Rasulullah Saw, masuk jannah, mereka itu sesuai dengan pernyataan beliau dan sabda beliau itu benar.

6. Memintakan kasih sayang bagi seluruh sahabat serta keluarga Rasulullah Saw, serta menahan untuk membicarakan, perselisihan yang terjadi di antara mereka.

7. Allah berada di atas 'Arsy-Nya, terpisah dari seluruh makhluknya, sebagaimana sifat yang di beritahukannya dalam kitabnya melalui lisan rasulnya, tanpa diketahui ka'if (bagaimana)-Nya. Ilmunya meliputi segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengannya dan dia maha mendengar lagi maha melihat.

8. Allah tabaraka waTa'ala akan dapat dilihat dari akhirat. Segenap penduduk jannah akan melihatnya dengan mata kepala mereka. Allah berbicara, sebagaimana dia berkehendak.

9. Perbuatan tuhan atas qudrat dan iradatnya sendiri. Tuhanlah yang menentukan makhluknya. Artinya: allah berbuat sekehendaknya. Qudrat dan iradatnya tidak sewenang-wenang (absolute), tetapi perbuatan dan kehendaknya itu berlangsung sesuai dengan hikmah dan keadilan yang sudah di tetapkannya sendiri. Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu merupakan kehendak mutlak tuhan sebab tuhan maha kuasa atas segalanya.

10. Perbuatan manusia diciptakan tuhan, bukan diciptakan oleh manusia sendiri. Tetapi kebijakan dan keadilan allah mengharuskan manusia untuk memiliki kemampuan untuk berbuat ikhtiar (memilih yang terbaik) dan ksab (berusaha maksimal) agar kewajiban yang di bebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.

Absensi Kehadiran

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Runtuhnya Dinasti Umayyah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain: 1. Sistem p...