SEJARAH ORGANISASI NAHDALATUL ULAMA
A. MOTIFASI KELAHIRAN NU
Pada tahun 1914 KH. Abdul Wahab Hasbullah pulang dari Mekkah setelah bertahun-tahun belajar di sana. Beliau terkenal ulama yang sangat dinamis dan mempunyai cita-cita untuk mempersatukan umat Islam dalam suatu perkumpulan / organisasi keagamaan. Untuk mewujudkan hal itu, beliau menggandeng ulama yang sangat Kharismatik, yaitu KH. Hasyim As’ary Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang (JATIM).
Kedua Ulama ini mencoba untuk mengorganisir dan memberi wadah serta mempersatukan umat Islam (tradisionalis) di Indonesia . Untuk mewujudkan hal tersebut ditempuh langkah-langkah :
Pada tahun 1916 Kyai Wahab mendirikan Madrasah “Jam’iyatul Nahdlotul Wathon “ di Surabaya. Madrasah ini berkembang dengan pesat dan membuka cabang di Semarang, Malang, Sidoarjo, Gresik, Lawang, Pasuruan, dan lain-lain.
Pada tahun 1919 berdiri TASWIRUL AFKAR”, sebuah madrasah dan forum diskusi keagamaan yang tujuan utamanya memberi tempat untuk mengaji dan belajar serta untuk membela kepentingan Islam.
3. Pada tahun 1924 berdiri organisasi “Syubhanul Wathon (pemuda tanah air), organisasi ini mempunyai kegiatan membahas masalah agama, dakwah, peningkatan pengetahuan bagi anggotanya, dan lain-lain.
Pada tahun 1926 akan disenggarakan Kongres Islam sedunia di Makkah yang diikuti perwakilan dari organisasi-organisasi Islam di dunia. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 KH. A. Wahab Hasbullah membentuk suatu komite yang bernama Komite Hijaz yang beranggotakan para alim ulama dari berbagai daerah guna mengikuti Kongres tersebut. Dalam rapat/sidang komite hijaz tersebut memutuskan dua hal, yaitu :
Meresmikan dan mengukuhkan Komite Hijaz dengan masa kerja samapai delegasi yang akan dikirim menemui Raja Ibnu Saud dan mengirim delegasi ke Kongres Islam di Makkah. Adapun yang dikirim ialah KH. Wahab Hasbullah dan Syeikh Ahamad Ghunaim al Mishri.
Membentuk sebuah Jam’iyyah (organisasi) yang bernama NAHDLATUL ULAMA’. Denggan tujuan untuk membina terwujudnya masyarkat Islam berdasarkan aqidah atau faham Ahlusunnah wal Jama’ah (ASWAJA).
Mayoritas anggota NU berada di Jawa, khususnya JATIM, sepanjang pantura JATENG, Cirebon, dan Banten. Adapun diluar Jawa meliputi : Banjar (KALSEL) ,Batak Mandailing (SUMUT), Bugis (SULSEL), Sasak dan Sumbawa (NTB). Cabang tersebut beridri pada kurun waktu 1930-1940. Kiprah NU yang paling menonjol ialah dibidang pendidikan, jumlah madrasah meningikat pesat pada waktu 1920-1930-an. Unt6uk mengkoordinasikan kegiatan pendidikan tersebut dibentuk Lembaga Pendidikan Ma’arif pada tahun 1938.
B. TOKOH-TOKOH PENDIRI NU
Adapun tokoh besar pengurus NU ialah :
KH. Hasyim Asy’ari (1871-1947) Jombang
KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971) Jombang
KH.Bisyri Sansoeri (1886 – 1962 ) Jombang
KH. Ridwan Abdullah (1884 -1962) Semarang
KH. Asnawi (1861-1959) Kudus
KH. Ma’sum (1870-1972) Lasem
KH. Nawawi, Pasuruan
KH. Nahrowi, Malang
KH. Alwi Abdul Aziz, Surabaya
C. NAMA DAN LAMBANG NU
Nahdlatul Ulama adalah organisasi social keagamaan (Jam’iyyah Diniyah Islamiyah) yang berhaluan (faham) Ahulusunnah wal Jamaah. Secara harfiah terdiri dari kata Nahdlah : Bangkit/Kebangkitan dan ‘Ulama : Orang-orang yang ahli agama, Jadi Nahdaltul Ulama berarti kebangkitan para alim-ulama. Nama NU disusulakan KH. Alwi Abdul Aziz dari Surabaya.
Lambang NU berupa :
Gambar bola Dunia atau Bumi yang mengingatkan manusia itu berasal dari tanah dan kembali ke tanah.
Dilingkari Tali Tersimpul yang melambangkan ukhuwah atau persatuan, dan ikatanya melambangkan hubungan dengan Allah SWT.
Dikelilingi sembilan Bintang,
– Lima bintang di atas katulistiwa, satu bintang besar melambangkan Nabi Muhammad SAW, sedangkan empat bintang dibawahnya melambangkan empat shahabat (khulafaur rosidin).
– Empat bintang di bawah garis katulistiwa, melambangkan empat madzhab.
– Disamping itu jumlah seluruh bintang sembalian juga melambangkan wali songo.
Jadi Nabi SAW, Shahabat, Imam Madzhab, dan wali songo yang akan memberikan sinar dan petunjuk jalan yang benar.
Tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab yang melintang dari sebelah kanan bola dunia.
Semua jenis lambing tersebut dilatarbelakangi warna putih di atas warna hijau. Warna putih melambangkan kesucian dan warna hijau melambangkan kesuburan. Lambang ini diciptakan oleh KH. Ridwan Abdullah dari Surabaya setelah beliau melakukan shalat Istikharah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar