Yang merumuskan kembali kepada ajaran Ahl al-Sunnah wa al-jama'ah yang dimulai oleh 2 ulama yang sudah terkenal pada masanya, yakni Imam Asy'ari dan Imam Maturidi karena itu,ketika ada yang menyebut Ahl-al-Sunnah wa al-jamaa'ah pasti yang dimaksud adalah golongan yang mengikuti rumusan kedua imam tersebut. Dua orang inilah yang menjadi pelopor gerakan kembali kepada ajaran Ahl al-Sunnah wa al-jama'ah. Inti sari dan rumusan kedua beliau tersebut tersimpul pada kitab-kitab yang telah diajarkan di pesantren seperti 'Aqidah al-Awam,Kifayah al-Awam,al-Jawahir al-Kalamiyah,Jawharah al-Tauhid serta kitab lain yang sudah tidak asing bagi orang-orang yang belajar di pesantren.
1. Nama lengkap Imam Asy'ari adalah Abu al-Hasan'Ali bin Isma'il al-Asy'ari. Lahir di Bashrah pada tahun 260 H/874 M dan wafat pada tahun 324 H/936 M. Beliau adalah salah satu keturunan sahabat Nabi SAW yang bernama Abu Musa al-Asy'ari. Setelah ayahnya meninggal dunia, ibu beliau menikah lagi dengan salah seorang tokoh Mu'tazilah yang bernama al-Jubba'i. Karena menjadi anak tiri al-Jubba'i, Imam Asy'ari sangat tekun mempelajari aliran Mu'tazilah, sehingga beliau sangat memahami tentag aliran ini. Tidak jarang ia menggantikan ayah tirinya untuk menyampaikan ajaran Mu'tazilah. Berkat kemahirannya ini, dan juga posisinya sebagai anak tiri dari salah seorang tokoh utama Mu'tazilah, banyak orang memperkirakan bahwa suatu saat ia akan menggantikan kedudukan ayah tirinya sebagai salah seorang tokoh Mu'tazilah.
Namun harapan itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Fakta berbicara lain. Setelah Imam Asy'ari mendalami ajaran Mu'tazilah, terungkaplah bahwa ada banyak celah dan kelemahan yang terdapat dalam aliran tersebut. Sesudah mengetahui beberapa kelemahan ini, beliau menyendiri dan ber-tafakkur selama 15 hari. Ia meminta kepada Allah SWT agar diberi petunjuk tentang langkah terbaik yang akan dilaluinya
Dalam perenungan tersebut, sampailah beliau pada kesimpulan bahwa sudah saatnya untuk kembali pada ajaran Islam yang murni, yakni ajaran yang telah digariskan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat, serta dilanjutkan oleh para ulama salaf al-shalil. Imam Asy'ari beranggapan apabila tetap mengamalkan ajaran Mu'tazilah yang sangat mengandalkan akal pikirannya, berarti telah melakukan dosa sosial karena mengajak orang lain untuk berbut kemunafikan. Akhirnya beliau meninggalkan ajaran Mu'tazilah. Iman Asy'ari kemudian memproklamirkan diri dan mengajak manusia untuk kembali kepada ajaran para Ahl al-Sunnah wa al-Jamaa'ah , seperti yang telah diajarkan para salaf al-shalih .(Abi Al-Hasan al-Nadwi, dalam Muqadimmah al-Ibanah,30-31)
Setelah peristiwa ini, banyak kalangan yang memuji keberanian Imam Asy'ari. Ia dijuluki sebagai orang yang telah menyelamatkan akidah umat Islam dari gangguan kelompok-kelompok yang akan merusak kemurnian agama Islam. Beliau diposisikan sebagai pelopor gerakan kembali ke Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah.Gerakan yang beliau pimpin itu kemudian dikenal sebutan golongan Asya'irah. Untuk mengokohkan akidah Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah. Imam Asy'ari menulis banyak kitab.
Karena keberaniannnya ini pula. Para ulama yang selama itu dibungkam dan ditindas oleh 'penguasa' Mu'tazilah memberikan dukungan pada gerakan yang ia rintis. Maka wajar,jika pengikut beliau berasal dari berbagai kalangan. Para Muhaditsin (ahli hadits),Fuqaha (ahli fiqih) serta para ulama dari berbagai disiplin ilmu ikut mendukung serta pengikut Imam Asy'ari . Di antara para ulama yang mengikuti ajaran beliau dalam bidang aqidah adalah Imam Nawai (wafat tahun 676 H . Pengarang kitab Riyadh al-Shalihin). Syaikh Ibn Hajar al-Asqalani (wafat tahun 852 H, penulis kita Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari . Pengarang Tafsir al-Qurthubi, Ibn Hajar al-Haitami (wafat tahun 974 H . mu'alif kitab al-zawajir. Tidak sedikit pula ahli tashawwuf terkenal yang menjadi pengikut aqidah Asy'ariyah ini, seperti Abu al-Qasim Abdul Karim bin Wahazin al-Quraisyi.,, penulis kitab al-Risalah al-Qusyairiyah (376-465H), dan Abi Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali (505 H) . (Tabyin Kidzb al-Muftari,291).
Inilah gambararan tentang kelompok Asy'ariyah. Berkat kegigihan kelompok ini, agama islam terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh menjamurnya berbagai aliran yang merusak kemurnian Islam. Karena jasanya yang sangat besar bagi agama Islam , mereka dijuluki sebagai kelompok yang telah menyelamatkan sendi sendiri ajaran Islam.
2. Tokoh Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah yang kedua adalah Imam Al-Maturidi. Nama beliau adalah Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi. Beliau lahir di daerah Maturid dan wafat di Samarkand pada tahun 333 H/944 M.
Seperti telah dijelaskan, beliau adalah seorang yang menganut madzhab Abu Hanifah. Maka wajar, jika kebanyakan ajaran yang beliau usung masih merupakan bagian dari madzhab Abu Hanifah , terutama dalam bidang aqidah . Karena itu banyak pakar menyimpulkan bahwa yang menjadi landasan pijakan Imam Maturidi adalah pendapat-pendapat Abu Hanifah dalam bidang akidah.
Murid-murid beliau yang terkenal ada empat orang yakni Abu al-Qasim Ishaq bin Muhammad bin Isma'il yang terkenal sebagai Hakim Samarkand, wafat pada tahun 340 H . Lalu Imam Abu al-Hasan ' Ali bin Sa'id al-Rastghfani. Kemudian Imam Abu Muhammad 'Abdul Karim bin Musa al-Bazdawi, Wafat pada tahun 390 H . Dan yang terakhir adalah Imam Abu al-Laits al-Bukhari. Satu-satunya tulisan Imam Maturidi yang sampai kepada kita adalah kitab al-Tauhid yang di-Tahqiq oleh DR.Fathullah Khulayf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar