Selasa, 20 Oktober 2020

AMALIYAH NAHDLIYAH

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Anak-anakku mari kita mulai pembelajaran ini dengan membaca materi setidaknya dengan membaca Allah membuka wawasan cara berfikir dan ilmu pengetahuan yang Allah berikan,jendela Dunia dimulai dengan membaca. 

AMALIYAH WARGA NAHDLIYIN

           NU menang terkenal dengan berbagai amalan yang sering dilakukan secara berjamaah, tradisi 

pewarisan nya bisa dibilang cukup panjang, dari generasi ke genarasi.

Mungkin kadangkala banyak juga yang mempertanyakan keabsahan Amaliah ini.

Ada beberapa Amaliah NU yang umum dilaksanakan oleh kalangan Nahdlatul ulama

Amaliyah Nahdlatul Ulama

1. Tahlilan

adalah salah satu ciri khas kaum NU, bahkan untuk mengetahui seseorang NU apa tidak, cukup dilihat dari apakah seseorang itu ikut kegiatan tahlilan apa tidak.

Tahlilan sendiri adalah sebuah kegiatan yang dilakukan bersama oleh kalangan NU yang berisi pembacaan dzikir, tasbih, ayat Qur’an, tahlil, tahmid dan lain sebagainya.

Biasanya acara ini diselenggarakan dalam berbagai momentum kalangan NU, yang paling jamak adalah ketika mendo’akan seseorang yang sudah meninggal.

Biasanya dilakukan pada malam hari pertama sampai ke empat puluh berlanjut terus ke 100, 1000 dan haul tiap tahunnya.

2. Ziarah Kubur

Warga NU akrab sekali dengan budaya ziarah kubur, mendatangi makam para Auliya, ulama sambil membaca berbagai do’a.

Jangan dimaknai kaum NU berdo’a kepada kuburan, tapi melalui para orang-orang yang terlebih dahulu mereka merasa lebih dekat dengan yang maha kuasa.

Dan mengingatkan mereka bahwa kehidupan pada hakikatnya adalah fana dan tidak kekal.

Khusus ziarah makam para wali, sudah menjadi tradisi dan bahkan sangat ramai sekali pengunjungnya, ini dilaksanakan biasanya perorangan maupun rombongan.

Hampir tiap hari raya idul Fitri dan hari tertentu menjadi budaya yang mapan dikalangan NU

3. Maulid Nabi

Untuk menunjukan kecintaannya pada sang nabi, paling tidak pada bulan kelahiran nabi yaitu bulan robiul awal banyak sekali kegiatan bernuansa keagamaan dalam berbagai bentuk.

Ada pembacaan maulid dibaa, barjanzi, pengajian dan sebagainya dalam rangka maulid nabi.

Kegiatan ini banyak dihujat karena dianggap tidak memiliki dasar yang kukuh yang pernah nabi laksanakan pada masa hidup nabi.

4. Istighosah

Istighosah memiliki arti memohon pertolongan kepada Allah SWT, oleh warga NU biasanya dilaksanakan bersama-sama dalam satu majlis dalam skala besar.

PBNU pernah melaksanakan istighosah dalam skala besar atau istighosah kubro baik tingkat nasional maupun tingkat daerah.

5. Qunut

Cobalah anda sholat subuh disuatu tempat, bila jama’ah dalam tempat tersebut melakukan qunut dapat dipastikan itu adalah warga NU, tapi sebenarnya Qnunut dibagi menjadi 3:

1. Qunut subuh, imam Syafi’i menyatakan bahwa qunut subuh dibaca berdasarkan hadist dari anas bin Malik.

2. Qunut nazilah, qunut ini dibaca warga NU ketika sedang menghadapi kesusahan baik wabah penyakit, tantangan, bencana dan lain sebagainya.

3. Qunut witir, qunut ini dilaksanakan pada rakaat terakhir bulan Ramadhan.

6. Talqin

Adalah amaliyah kaum NU disaat ada saudara yang meninggal dunia, talqin berasal dari bahasa Arab yang artinya memahamkan atau mengingatkan.

Adapun beberapa tata-tata caranya orang yang menalqin berposisi duduk dihadapan kepala mayit, sedangkan para hadirin hendaknya berdiri, dan salah seorang yang biasanya pemuka agama mulai membacakan talqin bagi si mayit.

7. Adzan 2 Kali Dalam Shalat Jum’at

Setiap menjelang sholat Jumat dimasjid-masjid NU ada seorang laki-laki yang berdiri sambil memegang tongkat.

Setelah membacakan hadist nabi yang berisi anjuran kepada para jamaah dan kemudian dilakukan adzan yang kedua kalinya.

Praktek semacam ini meniru pada zaman sahabat Utsman dan praktik ini sama dengan yang dipraktekkan di Masjidil haram dan masjid Nabawi.

8. Tingkepan

Acara ini berbentuk pembacaan doa dan pemberian sedekah dalam rangka tujuh bulan kehamilan seorang wanita, dan buasanya disela-sela acara dibacakan surat Yusuf dan surat Maryam.

9. Merujuk Kitab Kuning

Selain pada Al Qur’an dan Al hadist, warga NU selalu berpegangan pada ulama, baik melalui kyai maupun merujuk pada kitab kuning yang dianggap standar oleh para ulama NU.

Kitab kuning ini biasanya ditulis dalam bahasa Arab dan biasanya berbentuk tulisan Arab tanpa harakat (gundul), ini tidak lain karena tradisi intelektual NU yang selalu berpegangan pada sanad.

Karena berhati-hati agar supaya pemahaman agamanya tidak melenceng dari apa yang telah digariskan oleh para salufuna assholih.

Presensi Kehadiran 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Runtuhnya Dinasti Umayyah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain: 1. Sistem p...