Minggu, 30 Agustus 2020

Sejarah Mabadi Khoiru Ummah

 

Sejarah Mabadi Khoiru Ummah 


Sejarah Mabadi Khaira Ummah Memahami konsep mabadi khaira ummah (MKU) tidak dapat lepas dari keberadaan organisasi kemasyrakatan keagamaan Nahdlatul Ulama (NU). Sejak berdiri pada tahun 1926, NU menempatkan kepentingan masyarakat Islam sebagai orientasi utama gerakannya. Citacita tersebut secara sistematik terformulasikan dalam MKU. Ide Nahdlatul Ulama untuk mewujudkan masyarakat ideal dan terbaik sebenarnya telah diupayakan sejak lama. Para tokoh NU berpendapat bahwa proses pembentukan masyarakat yang ideal dan terbaik dapat dimulai dengan menanamkan nilai-nilai:
1. al-shidqu (kejujuran) 
2. al--amânah wa al-wafa’ bi al-‘ahdi (dapat dipercaya, setia, dan tepat janji) dan 
3. al-ta’âwun (tolong menolong). 
Tiga prinsip dasar ini selanjutnya disebut dengan prinsip mabadi khaira ummah (altsalatsah). Selanjutnya perkembangan zaman yang pesat memaksa para ulama untuk melakukan evaluasi kerja. Pada Munas Alim Ulama NU di Bandar Lampung tanggal 21–25 Januari 1992, 
para ulama menyepakati untuk melakukan penyempurnaan terhadap tiga butir mabadi khaira ummah dengan menambah prinsip al-‘adâlah (adil) dan al-istiqâmah (konsisten, ajeg) NU berkeyakinan bahwa lima prinsip tersebut – yang disebut juga dengan al-mabadi’ al-khamsah (dasar yang lima) – merupakan langkah alternatif dan prospektif bagi upaya mewujudkan masyarakat ideal dan terbaik di Indonesia. Dengan tambahan dua prinsip, maka konsep MKU menjadi lima butir, yaitu:

1. al-shidqu (kejujuran)
2. al-amânah wa al-wafa’ bi al-‘ahdi (dapat dipercaya, setia, dan tepat janji)
3. al-ta’âwun (tolong menolong) 
4. al-‘adâlah (adil) 
5. al-istiqâmah (konstan, ajeg) 

Abdul Mun’im, DZ, Piagam Perjuangan Kebangsaan, (Jakarta, Setjen PBNU, 2011), 
Lahirnya prinsip-prinsip MKUtersebut bukanlah tanpa alasan. Prinsip-prinsip tersebut dimunculkan sebagai sikap progresif para pemimpin NU dalam menyikap dan menjawab persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat dan bangsa Indonesia, khususnya berkaitan dengan persoalan moralitas dan kemiskinan. Bahkan dalam Kongres NU ke-13 tahun 1935, NU sendiri telah membuat kesimpulan bahwa kendala utama yang menghambat kemampuan umat untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan menegakkan ajaran agama adalah kemiskinan dan lemahnya ekonomi. Kendala ini membuat masyarakat tidak mampu berdiri tegak memikul tugas pembentukan dan pembangunan khaira ummah. Dengan latar belakang dan menyadari kondisi di atas, kongres NU ke-13 tahun 1935 memberikan mandat kepada pimpinan NU untuk mengadakan gerakan pembangunan ekonomi (economische mobilisatie), khususnya di kalangan warga NU. Setelah melakukan berbagai analisa dan kajian, Pimpinan NU merumuskan mabadi khaira ummah (al-tsalatsah), yang selanjutnya disempurnakan kembali dalam Munas Ulama NU tahun 1992 di Bandar Lampung menjadi mabadi khaira ummah (al-khamsah). Sebagaimana dijelaskan di atas, gerakan MKU awalnya diarahkan untuk menggalang warga NU dalam mendukung program pembangunan ekonomi. Pada masa awal kelahiran prinsip mabadi khaira ummah (al-tsalatsah), gerakan ini bahkan telah mampu menumbuhkan semangat berorganisasi secara komprehensif. Kegiatan organisasi dalam berbagai bidang semakin tampak, kesenian warga semakin kuat, demikian pula dengan para pemimpinnya terlihat semakin kompak. Kenyataan ini memberikan dampak signifikan bagi pembinaan internal organisasi, serta upaya pengembangan NU keluar lebih luas. Dengan demikian gerakan MKU tidak relevan dengan program pengembangan ekonomisaja, akan tetapi juga sangat kontekstual dengan program-program pembinaan moralitas dan etika organisasi yang lain. Bahkan di dalam penerapannya, gerakan MKU ini juga relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa Indonesia, khususnya dalam pembinaan sumber daya manusia (SDM) karena keberhasilan pembangunan bangsa tidak semata-mata bergantung pada kemampuan akademik atau skill semata, melainkan juga membutuhkan SDM yang memiliki karakter terpuji dan bertanggungjawab. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari gerakan MKUyang digaungkan oleh NU adalah untuk membentuk identitas personal yang mulia, baik dan bertanggungjawab dalam menjalankan peran-peran individual dan sosialnya ketika berinteraksi dengan individu ataupun komponen masyarakat lainnya. Gerakan MKU
berorientasikan pada terbentuknya sumber daya pembangunan bangsa Indonesia yang jujur, amanah, komitmen, adil, saling bekerjasama, dan konsisten dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar demi terwujudnyakehidupan masyarakat yang sejahtera lahir batin dan diridlai Allah Ta’ala. Dengan demikian secara historis, konsep MKU itu tidak lepas dari kerja nyata NU sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia dalam upaya pembangunan nasional Indonesia yang berkarakter dan berperadaban. NU sebagai organisasi kemasyarakatan keagamaan Islam telah kembali membuktikan sumbangsihnya bagi keberlangsungan dan pembangunan Indonesia. Bahkan dalam perspektif global, konsep MKU pun dapat dan patut disumbangkan dan dikembangkan pada seluruh masyarakat dunia dimana pun berada guna membantu membangun tatanan masyarakat global yang ideal.


Senin, 24 Agustus 2020

Kerajaan Islam di Indonesia

1. Kerajaan Samudera Pasai

kerajaan islam di indonesia
Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh persisnya di Aceh Utara kabupaten Lhokseumawe. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.

Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe.

Diantara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.

Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting yang dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Pada masa pemerintahan Sultan Malik At-Tahir, Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.

2. Kerajaan Aceh Darusaalam

kerajaan islam di indonesia

Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1903) berdiri pada masa runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Aceh Darussalam atau yang disebut juga sebagai Kerajaan Aceh atau Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatra  dengan ibu kota Banda Aceh Darussalam.

Sultan pertama Kerajaan Aceh Darussalam,Sultan Ali Mughayat Syah, dinobatkan pada hari Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H bertepatan dengan tanggal  8 September 1507 kalender Masehi. Kerajaan Aceh Darussalam mengalami kejayaan pada masa perintahan Sultan Iskandar Muda atau Sultan Meuku Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh luas hingga menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama.

3. Kesultanan Malaka

kerajaan islam di indonesia

Kesultanan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam Melayu yang berdiri di tanah Malaka. Kerajaan ini pertama kali dibentuk dan didirikan oleh Parameswara pada tahun 1405. Kerajaan ini tercatat memiliki hubungan baik dengan Cina yang dimana tercatat sudah banyak hubungan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Kerajaan Malaka terkenal sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan di selat Malaka sekitar abad 15. Runtuhnya Kesultanan Malaka akibat dari invasi Portugis pada tahun 1511 dan peristiwa tersebut menjadi salah satu awal mula invasi militer Eropa ke Nusantara.

4. Kesultanan Perlak

kerajaan islam di indonesia

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang terletak di Peureulak Aceh Timur pada tahun 840-1292 Masehi. Perlak atau Peureulak merupakan sebuah area produksi kayu perlak, sejenis kayu yang sangat cocok digunakan untuk pembuatan kapal.

Pada masa itu, daerah tersebut dikenal sebagai negeri Perlak. Oleh karena itu, daerah tersebut ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dari negara Arab dan Persia. Hal ini menyebabkan perkembangan komunitas Islam di daerah ini hingga pernikahan campuran pedagang Muslim dengan wanita asli daerah Perlak.

Raja pertama Kerajaan Perlak adalah Alaidin Sayyid Maulana Aziz Syah. Namun, masa kekuasaannya tidak banyak diketahui. Raja terakhir Muhammad Amir Syah mengawinkan putrinya dengan Malik Shaleh lalu Malik Shaleh mendirikan Kerajaan Samudra Pasai.

5. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama dan terbesar di pulau Jawa yang berdiri pada tahun 1478 yang dipimpin oleh Raden Patah. Kerajaan Demak terletak di wilayah Demak daerah pesisir utara Jawa Tengah.

Kerajaan Demak merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Hal ini lantaran dukungan dari para Wali Songo kala itu. Munculnya Kerajaan Demak terjadi pada masa kemunduran Kerajaan Majapahit yang kala itu beberapa wilayah kekuasaan Majapahit memisahkan diri.

Kerajaan ini tercatat memiliki 5 raja yang pernah berkuasa yaitu Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata dan Arya Penangsang. Pada masa kejayaannya kerajaan ini menjadi kerajaan yang tak tersaingi di pulau Jawa khususnya.


Kemunduran Kerajaan Demak dipicu olehh perang saudara antara Pangeran Surowiyoto dan Trenggana yang berujung saling bunuh antar saudara untuk merebut tahta Kerajaan Demak. Pada tahun 1554 Kerajaan Demak mengalami keruntuhan akibat pemberontakan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Oleh Hadiwijaya pusat kekuasaan Kerajaan Demak dialihkan ke daerah Pajang sehingga berdirilah Kerajaan Pajang.

6. Kerajaan Islam Pajang

Kerajaan Pajang berdiri sebagai kelanjutan Kerajaan Demak setelah mengalami keruntuhan. Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau biasa disebut Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging yakni di lereng Gunung Merapi. Ia adalah menantu Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Pasca membunuh dan merebut kekusaan Demak dari Aria Penangsang, seluruh kekuasaan dan benda pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Jaka Tingkir mendapat gelar Sultan Hadiwijaya dan sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Pajang.

Islam yang semula berpusat di pesisir utara Jawa (Demak) dipindahkan ke pedalaman membawa pengaruh yang besar dalam penyebarannya. Selain Islam yang mengalami perkembangan, politik juga mengalami perkembangan.


Pada masanya, Jaka Tingkir memperluas kekuasaannya ke arah timur hingga Madiun di area pedalaman tepi aliran sungai Bengaawan Solo. Pada tahun 1554 Jaka Tingkir mampu menduduki Blora dan Kediri pada 1577. Karena Kerajaan Pajang dengan raja-raja di Jawa Timur sudah bersahabat, pada tahun 1581 Jaka Tingkir mendapat pengakuan sebagai sultan Islam oleh raja-raja penting di Jawa Timur.

7. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-16. Pusat pemerintahan Kerajaan Matarama Islam terletak di Kotagede Yogyakarta. Kerajaan ini dipimpin oleh dinasti yang mengaku sebagai keturunan Majapahit yaitu Keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan.

Awal mula Kerajaan Mataram Islam adalah dari Kadipaten yang berada di bawah Kesultanan Pajang dan berpusat di Bumi Mentaok. Kemudian diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasa yang diberikannya. Raja yang berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Penembahan Senapati), yang merupakan putra Ki Ageng Pemanahan. Pada masa pemerintahan Sutawijaya, kerajaan ini menjadi kerajaan independen.

Kerajaan Islam Mataram mengalami masa kejayaan pada masa pemeritahan Mas Rangsang atau Sultan Agung (1613-1645 Masehi). Sultan Agung berhasil melakukan ekspansi dan menguasai hampir seluruh wilayah di tanah Jawa. Ia juga melakukan perlawanan kepada VOC dengan bekerja sama bersama Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon.

Kerajaan Mataram Islam atau yang disebut dalam Bahasa Jawa Nagari Kasultanan Mataram menerapkan kerajaan berbasis pertanian dengan berasaskan ajaran Islam. Kerajaan Mataram meninggalkan beberapa peninggalan seperti kampung Matraman di Batavia  / Jakarta, sistem persawahan di Pantura, Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dan lainnya.


8. Kerajaan Islam Cirebon

Kerajaan Cirebon atau Kasultanan Cirebon adalah Kasultanan Islam yang cukup besar di Jawa Barat pada abad 15-16 Masehi. Kasultanan Cirebon pertama kali di didirikan pada tahun 1430 dan penguasa atau Sultan pertama yang menjabat di kerajaan adalah Pangeran Walangsungsang sebagai Sultan Cirebon I dan menjabat dari tahun 1430 – 1479.

Kemudian pada tahun 1479 Sultan Cirebon I menyerahkan jabatan dan kekuasaannya kepada Sunan Gunung Jati yang tidak lain ada keponakannya sendiri dan menjabat sebagai Sultan Cirebon II.

Sultan atau penguasa Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah Sultan Abdul Karim yang merupakan penguasa Kasultanan Cirebon terakhir sebelum terbagi menjadi dua yaitu kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman.

9. Kerajaan Islam Banten

Kesultanan Banten atau Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa tepatnya di Pasundan, Banten pada tahun 1526. Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini adalah Sultan Maulana Hasanudin dan pemimpin terakhir dari Kasultanan Banten sebelum dipaksa bubar oleh kolonial Inggris adalah Sultan Maulana Muhammad Syafiudin.

Raja atau sultan yang paling terkenal di Kesultanan Banten adalah Sultan Agung Tirtayasa yang dimana masa kejayaan Kesultanan Banten terjadi di masa kepemimpinannya.

Kerapuhan dan akhir dari Kesultanan Banten terjadi akibat banyak faktor salah satunya adalah adanya perang saudara yang terjadi di kerajaan dimana Sultan Haji anak dari Sultan Ageng Tirtayasa berusaha untuk mendapatkan kekuasaan dari tangan sang ayah.

Dari kejadian tersebut akhirnya berimbas pada pembubaran Kesultanan Banten pada tahun 1813 oleh pemerintah Inggris yang sedang berkuasa di Indonesia.

Didirikan oleh Hasanuddin pada tahun 1552 di Banten. Pada masa kepemimpinannya Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan. Setelah Hasanuddin wafat kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Yusuf. Kemunduran Kerajaan Banten terjadi pada masa kepemimpinan Sultan Abdul Muffakir.

10. Kerajaan Islam Banjar

Kesultanan Banjar berdiri sejak tahun 1520 dan bertahan hingga tahun 1905. Sultan atau pemimpin pertama dari Kerajaan Banjar adalah Sultan Suriansyah yang dilantik pada tahun 1526 dan memimpin hingga tahun 1550.


Masa keemasan dari Kesultanan Banjar terjadi sejak periode awal tahun 1526 hingga 1787 yang dimana kerajaan ini terkenal akan aktivitas pertanian dan juga agensi militernya.

Pada tahun 1860, Belanda secara langsung membubarkan Kesultanan Banjar yang mengharuskan Kesultanan Banjar ditiadakan kembali. Namun sejarah mencatat bahwa pemerintahan Banjar tetap ada hingga tahun 1905 yang dimana rakyat Banjar meyakini adanya pemerintahan darurat. Pemimpin atau sultan terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Muhammad Seman.

11. Kerajaan Sukadana atau TanjungPura

Kerajaan Tanjungpura meruapkan kerajaan tertu adi Kalimantan Barat yang berdiri pada abad ke-8. Kerajaan ini mengalami beberapa kali pemindahan ibukota kerajaan. Ibukota pertama terletak di Negeri Batu (saat ini dikenal sebagai Kabupaten Ketapang), kemudian pindah ke Sukadana (saat ini kota di Kabupaten Kayong Utara) pada abad ke-14 dan berubah menjadi Kerajaan Matan pada abad ke-15 semenjak Sorgi (Giri Kesuma) berkuasa dan memeluk islam.

12. Kerajaan Islam Ternate

Kerajaan Islam Ternate didirikan oleh Sultan Marhum. Keberadaan Kerajaan ini adalah di Maluku Utara. Di Maluku sendiri terdapat 4 Kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Dari keempat Kerajaan tersebut Ternate dan Tidore merupakan Kerajaan yang berkembang cepet karena sumber rempah-rempah yang sangat besar.



Banyak para saudagar yang datang untuk melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate, dan selain bertransaksi perdagangan mereka juga menyebarkan agama islam. Setelah Sultan Mahrum wafat digantikan oleh Sultan Harun. Sultan Harun kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah.

Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya. Sultan Baabulah kemudian meninggal pada tahun 1583. Tampu kekuasaan kemudian digantikan putanya yang bernama Sahid Barkat. Kerajaan Ternate mengalami kemunduran karena tidak mampu melawan Spanyol dan VOC.

13. Kerajaan Islam Tidore

Berdiri pada tahun 1801 yang dipimpin oleh raja Muhammad Naqil. Kerajaan Islam Tidore terletak di sebelah selatan Kerajaan Ternate Agama islam menjadi agama resmi Kerajaan Tidore dan disahkan oleh raja Tidore ke-11 yaitu Sultan Djamalludin berkat dakwah dari Syekh Mansur dari Arab.

Kerajaan Tidore menjadi pusat perdagangan karena banyaknya bangsa Eropa yang melakukan transaksi perdagangan. Bangsa tersebut seperti Spanyol, Portugis dan Belanda. Kerajaan Islam Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M).

14. Kerajaaan Islam Makassar

kerajaan islam di indonesia

Terdapat beberapa Kerajaan yang berada  di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Gowa, Bone, Waju, Luwu, Tallo, dan Soppeng. Diantara kerajan tersebut yang berkembang sangat pesat hanya Kerajaan Gowa dan Tallo saja. Hal tersebut dikarenakan letak Gowa dan Tallo  yang berada ditengah jalur pelayaran yang strategis. Oleh karena itu raja kedua Kerajaan maju itu memutuskan untuk bergabung dan mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan raja pertamanya adalah Sultan Alauddin.

Kerajaan Islam Makassar ini gemar menyebarkan dakwah Islam. Masa puncak kejayaan Kerajaan Islam Makassar ini ialah pada saat pemerintahan Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin adalah cucu dari Sultan Alauddin.

15. Kerajaan Bone

kerajaan islam di indonesia

Kerajaan Bone dikenal dengan Akkarungen ri Bone, merupakan kerajaan islam yang terletak di Sulawesi bagian barat daya yang sekarang dikenal dengan provinsi Sulawesi Selatan.

Kerajaan Bone berdiri pada awal abad ke-16 dengan datangnya Tomanurung ri Matajang Matasilompoe mempersatukan 7 komunitas yang dipimpin oleh Matoa.

Bone meraih puncak kejayaan setelah berakhirnya perang Makassar pada tahun 1667-1669. Bone kemudian menjadi kerajaan paling dominan di wilayah selatan Sulawesi. Perang Makassar mengantarkan La Tenritatta Arung Palakka Sultan Saadudin menjadi penguasa tertinggi. Selanjutnya tahta diwariskan ke keponakannya yaitu La Patau Matnna Tikka dan Batari Toja. La Patau Matanna Tikka kemudian menjadi leluhur utama aristokrat di Sulawesi Selatan.

16. Kerajaan Buton

Kerajaan Buton merupakan salah satu kerajaan islam yang terletak di Kepulauan Buton Sulawesi Tenggara. Kerajaan Buton resmi menjadi kerajaan Islam pada masa pemerintahan Raja Buton yang ke-6 yaitu Timbang Timbangan atau Lakilaponto atau Halu Oleo. Baginda diislamkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang datang dari Johor.

Agama islam berkembang pesat di wilayah Kerajaan Buton. Ajaran islam banyak diterapkan dalam pemerintahan dan masyarakat. Peraturan undang-undang Kerajaan Buton disebut Murtabat Tujuh yang erat dengan ajaran tasawuf.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Buton menjalin hubungan yang baik dengan seluruh kerajaan di Sulawesi hingga pulau Jawa. Hubungan diplomatik ini membuat perekonomian wilayah Kerajaan Buton lebih baik karena hubungan perdagangan.

UH 4 Aswaja

Absensi Kehadiran

RESPON MASYARAKAT MEKKAH TERHADAP DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

 

RESPON MASYARAKAT MEKKAH TERHADAP DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

Respon masyarakat Mekkah terhadap dakwah Nabi adalah sebagian besar masyarakat Mekkah menolak dan sebagian kecil menerima dakwah dari Nabi Muhammad SAW. Kaum Quraisy tidak senang menerima akan kedatangan agama Islam di kehidupan mereka. Para tokoh kaum Quraisy menyebarkan isu bahwa ajaran dari Nabi Muhammad SAW tidak benar. Sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh isu-isu tersebut.


1. Faktor yang menyebabkan ajaran Nabi Muhammad ditolak adalah

a. Ketakuan kehilangan Kekuasaan

Antara kenabian dengan kekuasaan, kaum Quraisy tidak mampu membedakannya. Kaum Quraisy menganggap bahwa jika mengikuti ajaran Nabi Muhammad maka artinya tunduk kepada Nabi Muhammad serta tunduk kepada Bani Hasyim.

b. Hilangnya Status Sosial

Adanya kasta atau penggolongan-penggolongan status sosial dalam masyarakat Quraisy. Para tokoh Quraisy pada umumnya berstatus sosial tinggi. Mereka keberatan jika status sosial disamakan dengan yang lain.

c. Hilangnya perdagangan patung

Kaum Quraisy adalah masyarakat penyembah berhala. Membuat berhala merupakan mata pencaharian dari masyarakat pada saat itu.

2. Hikmah dari sejarah dakwah Rasulullah dalam periode Mekah adalah

  • Bahwa dengan kesabaran dan keuletan untuk berjuan dalam menegakkan agama Allah pasti akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
  • Bahwa tugas seseorang Rasul hanya menyampaikan risalah dari Allah SWT. Sehingga Rasul tidak dapat memberi hidayah atau petunjuk, bahkan kepada keluarga atau orang yang dicintai.
  • Bahwa Allah SWT.  akan menguji seseorang yang terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya.
  • Bahwa Nabi Muhammad SAW. sangat bijaksana, cerdas dalam menggunakan kesempatan yang berharga, mampu menarik perhatian orang lain tanpa menimbulkan kebosanan.
  • Bahwa Nabi Muhammad SAW. bergelar Uswatun Hasanah. Artinya, amal perbuatan dan tingkah laku Rasulullah SAW. sehari-hari merupakan teladan yang baik.
  • Melalui dakwah Rasulullah SAW., untuk umat manusia, pada khususnya umat Islam memperoleh informasi tentang agama yang diridai Allah.
  • Melalui dakwah agama Islam, Rasulullah SAW. memberikan pemahaman tentang hak serta persamaan derajat antara kaum laki-laki dengan kaum perempuan.
  • Islam menegakkan ajaran persamaan derajat manusia dan melakukan pemberantasan perbudakan.
  • Melalui penghapusan perbudakan, maka semua manusia status derajatnya di depan Allah adalah sama.

Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW

MISI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW  

Secara singkat, 3 misi Nabi Muhammad SAW antara lain untuk mengajarkan tauhid, sebagai rahmatan lil alamin, dan menyempurnakan akhlak manusia serta menjadikannya mulia dan bermanfaat. Berikut penjelasannya :

1.    Mengajarkan Tauhid.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

            Artinya: “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Qs. An-Nahl : 36)

            Misi Rasulullah SAW yang pertama dan paling utama adalah mengajarkan tauhid. Sebelum Nabi Muhammad SAW mengajarkan tauhid, beberapa orang waktu itu masih ada yang beragama dengan cara yang benar sesuai tuntunan nabi Ibrahim, namun tidak sedikit pula orang-orang yang justru beribadah kepada Allah menggunakan perantara dan bahkan ada juga yang murni menyembah berhala.

            Diutusnya Rasulullah SAW guna meluruskan orang-orang yang menyimpang (yang mensekutukan Allah) kala itu, yaitu dengan cara mensyiarkan bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya dzat yang wajib disembah, tidak memiliki pasangan, tidak beranak atau diperanakan dsb. Kala awal diutusnya Rasulullah SAW, orang dapat dianggap bertauhid apabila cukup menyakini bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya dzat yang ada dan tidak boleh disekutukan dengan cara apapun.

 

2.    Menyempurnakan Akhlak serta Membangun manusia mulia dan bermanfaat

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

            Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 8952), Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad (no. 273), al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-Îmân (no. 7609), al-Khara’ith dalam Makârim al-Akhlâq (no. 1), dan lainnya)

            Ketauhidan berbanding lurus dengan kesempurnaan akhlak, masyarakat kala itu walaupun tau bahwa Allah SWT itu ada, namun pengimplementasian ketauhidannya salah, yang justru menyekutukan Allah. Ketauhidan yang salah ini menjadikan akhlak masyarakat kala itu rusak, banyak poligami tanpa batas, bayi-bayi wanita yang ditanam hidup-hidup karena takut jatuh miskin dan menjadi hina, Merendahkan wanita, menyelesaikan segala permasalahan dengan perang, dsb.

            Rasulullah SAW setelah mengajarkan ketauhidan, kemudian beliau membenarkan akhlak-akhlak yang salah. Beliau mengajarkan berbagai akhlak mulia yang akhirnya menjadikan manusia kala itu meninggalkan perilaku-perilaku buruk yang sebelumnya mereka lakukan sehingga menjadikan masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang berakhlak mulia dan terpuji.

 

3.    Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Artinya: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Qs. Al-Anbiya : 107)

            Misi Rasulullah SAW yang ketiga adalah sebagai Rahmatan Lil Alamin, yaitu sebagai rahmat alam semesta. Tugas sebagai Rahmatan lil alamin, bermakna bahwa Rasulullah SAW memiliki misi sebagai penebar kasih sayang, pemberi kabar gembira dan peringatan, pemberi kedamaian, dan kesejahteraan yang bukan hanya untuk orang arab, tidak juga hanya untuk orang muslim, melainkan untuk seluruh umat manusia yang ada di bumi Allah SWT.

Sebutkan bukti dari misi dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah!

            Sedikit beberapa bukti dari misi dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah, antara lain :

1.    Adanya gua hira dan Jabal Nur.

2.    Masyarakat yang sebelumnya  menyembah berhala, beralih mentauhidkan Allah SWT.

3.    Akhlak yang sebelumnya buruk (seperti membunuh bayi perempuan, mabuk-mabukan, sumpah palsu, dsb), berubah menjadi berakhlak baik dan mulia.

4.    Adanya kepemerintahan berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

5.    Perekonomian masyarakat Mekah yang menjadi maju setelah mengikuti syariat Islam.

6.    Masyarakat yang sebelumnya buta huruf, banyak yang kemudian menjadi ahli tafsir, ahli hadis, ahli sirah, dsb.

7.    Wanita yang sebelumnya sangat hina, setelah adanya Nabi Muhammad SAW derajat wanita menjadi mulia, perlu dipelihara dan dijaga.

8.    Peperangan yang sebelumnya hanya berdasarkan balas dendam, menjadi perang yang bertujuan untuk mempertahankan agama dan negara.


Absensi Kehadiran

 

Sabtu, 15 Agustus 2020

UH SKI Kelas 7



Soal 

1. Bagaimana kondisi kepercayaan masyarakat Makkah sebelum Islam?
2. Bagaimana kondisi sosial masyarakat Mekkah sebelum Islam?
3. Bagaimana kondisi Ekonomi masyarakat Mekkah sebelum Islam?
4. Bagaimana kondisi politik masyarakat Mekkah sebelum Islam ?
5. Bagaimana kondisi Geografis Mekkah ?


Jawaban dikirim lewat WA dikasih Nama jelas 

Rabu, 12 Agustus 2020

Ulangan Harian 2 Aswaja

SOAL 

1. Pada tahun berapa lahirnya Jam'iyah Nahdatul Wathon !


2. Sebutkan 3 Tokoh pendiri Nahdlatul ulama !


3.Taswirul Afkar lahir pada tahun!


4. Pada tahun berapa diadakannya Kongres Besar Islam seluruh Dunia!


5. Sebutkan isi komite Hizaz !


Absensi kehadiran

Jawaban dikirim lewat WA 

Runtuhnya Dinasti Umayyah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain: 1. Sistem p...